Janthana Kaenprakhamroy, Pendiri dan CEO Tapoly
Mendekati tahun 2024, lanskap asuransi global siap menghadapi transformasi yang didorong oleh kemajuan teknologi, ekspektasi pelanggan yang terus berubah, dan perubahan peraturan. Berikut ini beberapa prediksi penting yang membentuk masa depan asuransi, yang didukung oleh statistik yang mendalam.
Integrasi dan Otomatisasi Teknologi:
Industri asuransi dengan cepat memanfaatkan teknologi untuk menyederhanakan operasi dan meningkatkan layanan pelanggan. Komponen utama dari pergeseran teknologi ini adalah integrasi kecerdasan buatan dalam pemrosesan klaim. Menurut laporan Sciencesoft, penggunaan AI dalam klaim asuransi berpotensi memangkas biaya penyelesaian klaim sebanyak 75%. Pengurangan biaya yang signifikan ini disertai dengan siklus klaim yang lebih cepat, yang diperkirakan 5–10 kali lebih cepat berkat otomatisasi proses yang cerdas. Hal ini tidak hanya mempercepat penanganan klaim tetapi juga meningkatkan akurasi dan efisiensi seluruh proses.
Booming Asuransi Cyber:
Menanggapi meningkatnya ancaman digital, asuransi siber bertransisi dari penawaran khusus menjadi produk penting. Meningkatnya kejahatan dunia maya dan biaya klaim terkait mendorong tren ini, karena semakin banyak bisnis yang menjadi korban serangan dan akibatnya mencari asuransi dunia maya untuk memitigasi risiko. Laporan FBI pada tahun 2022 menyoroti kerugian sebesar US$43 miliar akibat serangan peretasan email bisnis sejak tahun 2016. Mencerminkan meningkatnya kesadaran akan risiko-risiko ini, pasar asuransi siber diproyeksikan akan mencapai $40 miliar dalam premi pada tahun 2033, yang menggarisbawahi pentingnya perlindungan semacam ini di masa kini. lanskap digital..
Model yang Berpusat pada Pelanggan:
Konsumen saat ini mengharapkan layanan yang bersifat personal dan nyaman. Sebagai tanggapannya, industri asuransi semakin mengadopsi model yang berpusat pada pelanggan. Mendix melaporkan bahwa 85% perusahaan asuransi secara aktif mengembangkan inisiatif Pengalaman Pelanggan (CX) baru untuk meningkatkan perjalanan pelanggan. Ketika perusahaan asuransi memberikan layanan yang dipersonalisasi, tingkat retensi pelanggan mereka mencapai 81%. Dengan memanfaatkan data pelanggan, model ini dapat menawarkan polis asuransi yang disesuaikan, menjadikan layanan mereka lebih mudah diakses dan lebih selaras dengan kebutuhan masing-masing pelanggan.
Kepatuhan dan Keberlanjutan Terhadap Peraturan:
Kepatuhan terhadap peraturan tetap menjadi prioritas utama dalam industri asuransi, dengan lebih dari 50% perusahaan asuransi berencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam teknologi regulasi (RegTech). Investasi ini diperkirakan melebihi $204 miliar pada tahun 2026. Pada saat yang sama, industri ini membuat kemajuan signifikan dalam hal keberlanjutan, dengan mengharapkan peningkatan produk investasi yang sesuai dengan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), yang menunjukkan adanya gerakan kuat menuju praktik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Bangkitnya Insurtech:
Startup Insurtech merevolusi model asuransi tradisional dengan pendekatan inovatif mereka terhadap tantangan yang sudah berlangsung lama. Pasar insurtech global, senilai USD 8,8 miliar pada tahun 2021, diperkirakan akan mencapai ukuran pasar sebesar USD 166,4 miliar pada tahun 2030, tumbuh pada CAGR sebesar 39,1% dari tahun 2022 hingga 2030. Pertumbuhan pendanaan yang signifikan ini menyoroti meningkatnya permintaan pasar akan teknologi solusi dan platform asuransi digital pertama yang berfokus pada peningkatan keterlibatan pelanggan.
Ekspansi Asuransi Kesehatan dan Jiwa:
Setelah pandemi ini, ada fokus baru pada kesehatan dan asuransi jiwa. Sektor ini diproyeksikan tumbuh lebih dari 10% per tahun, mencerminkan peningkatan kesadaran akan masalah kesehatan dan pentingnya keamanan finansial. Rencana kesehatan dan kebugaran yang disesuaikan menjadi semakin populer, menandakan pergeseran ke arah model perawatan preventif.
Kesimpulan:
Saat kami menganalisis statistik ini, jelas bahwa industri asuransi berada pada titik transformasi yang sangat penting. Perusahaan asuransi yang menerapkan inovasi teknologi, memprioritaskan kepuasan pelanggan, mematuhi perubahan peraturan, dan berinvestasi dalam praktik berkelanjutan akan memiliki posisi yang baik untuk berkembang pada tahun 2024 dan seterusnya. Masa depan asuransi bersifat dinamis, dan dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengubah prediksi tersebut menjadi peluang yang menguntungkan.
—
Janthana Kaenprakhamroy terdaftar oleh Forbes sebagai peringkat ke-6 dari 100 Pendiri Wanita Teratas yang harus diperhatikan, dan di antara Sepuluh Besar Insurtech Wanita Influencer menurut The Insurance Institute. Baru-baru ini ia dinobatkan sebagai salah satu Wanita Paling Berpengaruh di bidang Teknologi 2023 dan sebagai pemenang Insurance Leader of the Year oleh Women In Finance Awards 2021. Ia adalah mantan akuntan dan direktur audit internal di bank investasi, setelah sebelumnya bekerja di UBS, Deutsche Bank, JPMorgan, dan BNP Paribas.