Diterbitkan : 2 hari yang lalupada
Serge Belamant, yang sering disebut sebagai “Henry Ford-nya Teknologi Informasi,” telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam layanan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial di Afrika Selatan. Sebagai pendiri Net1 UEPS Technologies, Belamant memelopori kemajuan dalam teknologi transaksi aman yang meletakkan dasar bagi sistem blockchain modern. Paten dan karyanya pada Sistem Transfer Dana (FTS), Sistem Pembayaran Elektronik Universal (UEPS), dan Kartu Pra-otorisasi Chip Offline (COPAC) merevolusi cara pendistribusian pembayaran kesejahteraan, terutama kepada mereka yang berada di daerah terpencil tanpa akses perbankan tradisional. . Teknologi 'morphing' miliknya memungkinkan sistem terbuka dan berpemilik beroperasi dengan mulus sehingga memungkinkan pelanggan menggunakan infrastruktur pembayaran paling praktis dan terjangkau yang tersedia. Inovasi-inovasi ini telah meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan bagi jutaan orang, terutama melalui kepemimpinannya dalam memodernisasi distribusi hibah kesejahteraan untuk Badan Jaminan Sosial Afrika Selatan (SASSA). Melalui kisah Belamant, kami mendapatkan wawasan tentang perkembangan hubungan antara teknologi, perbankan, dan kesejahteraan sosial di Afrika Selatan, serta masa depan inklusi keuangan di negara yang bergulat dengan tantangan ekonomi dan dampak COVID-19 yang berkelanjutan.
Evolusi NET1 dan Perannya dalam Distribusi Kesejahteraan
Perjalanan Belamant dimulai pada tahun 1989 setelah ia merancang dan mengembangkan SASWITCH, sebuah perusahaan milik bank yang mengoperasikan salah satu jaringan ATM terbesar secara global, untuk mendirikan Net1 Technologies. Terobosan besar perusahaan ini terjadi pada tahun 1995, ketika Visa mempekerjakan Net1 untuk menggunakan teknologi miliknya, termasuk FTS dan UEPS, untuk mengembangkan Kartu Pra-otorisasi Chip Offline (COPAC). Terobosan dalam transaksi keuangan yang aman ini menjadi dasar kesuksesan Net1 di masa depan.
Pada tahun 1999, Net1 membeli Layanan Pembayaran Tunai (CPS) dari First National Bank, mengambil alih kontraknya untuk mengelola pembayaran kesejahteraan di lima dari sembilan provinsi di Afrika Selatan. Pada saat itu, sistem pembayaran yang digunakan CPS sudah ketinggalan zaman dan kesulitan memenuhi meningkatnya permintaan dana bantuan kesejahteraan di daerah pedesaan. Dengan bantuan UEPS, Belamant dan timnya memodernisasi sistem, mengubah cara jutaan hibah kesejahteraan diproses dan didistribusikan. Modernisasi CPS meletakkan dasar bagi pembayaran yang aman dan efisien di negara yang infrastruktur keuangannya masih kurang, khususnya di daerah pedesaan yang terbelakang.
Kesuksesan Net1 terus berkembang ketika bermitra dengan SASSA pada tahun 2005. Perusahaan ini mengembangkan sistem pembayaran canggih yang mengintegrasikan kecepatan, keamanan, dan interoperabilitas dengan Sistem Pembayaran Nasional, ATM, dan perangkat tempat penjualan Afrika Selatan. . Selama lebih dari 13 tahun, Net1 berhasil mendistribusikan hibah kesejahteraan bagi jutaan masyarakat rentan di Afrika Selatan. Pada tahun 2012, Net1 dianugerahi tender nasional oleh SASSA untuk mengelola pembayaran bagi lebih dari 10 juta penerima hibah, tidak hanya menyediakan layanan keuangan dasar tetapi juga layanan tambahan yang inovatif seperti pinjaman berbasis kartu, perintah debit, dan pinjaman mikro. Inovasi-inovasi ini dirancang untuk membantu penerima hibah, khususnya mereka yang tidak mempunyai rekening bank, untuk mengelola keuangan mereka secara lebih efektif dan mengakses layanan keuangan yang lebih luas.
Pentingnya Kesejahteraan Sosial di Afrika Selatan
Sistem kesejahteraan sosial di Afrika Selatan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam mendukung segmen masyarakat yang paling rentan. Pada tahun 2024, lebih dari separuh rumah tangga di Afrika Selatan bergantung pada beberapa bentuk hibah sosial, dan hampir 50% rumah tangga di provinsi seperti Eastern Cape dan Limpopo menerima setidaknya satu hibah. Program kesejahteraan seperti tunjangan anak, dana pensiun hari tua, dan hibah Social Relief of Distress (SRD) merupakan tulang punggung jaring pengaman ini, yang memberikan dukungan keuangan penting kepada jutaan warga negara. Pada tahun 2024, pemerintah mengalokasikan R266 miliar untuk program-program ini, setara dengan 3,6% PDB.
Pengenalan hibah SRD selama pandemi COVID-19 merupakan titik balik dalam kebijakan kesejahteraan Afrika Selatan. Awalnya dirancang sebagai bantuan sementara bagi para pengangguran yang terkena dampak krisis ekonomi, hibah SRD telah diperpanjang beberapa kali dan kini dijadwalkan akan berlanjut setidaknya hingga tahun 2025. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung warganya selama kesulitan ekonomi yang berkepanjangan, bahkan ketika krisis ekonomi terus berlanjut. keberlanjutan program ini masih menjadi bahan perdebatan.
Peran Serge Belamant dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan
Di jantung titik temu antara teknologi dan kesejahteraan sosial adalah Serge Belamant, yang inovasinya telah mengubah cara pendistribusian hibah sosial di Afrika Selatan. Sistem Pembayaran Elektronik Universal (UEPS) yang diciptakannya memungkinkan transaksi keuangan offline yang aman, memungkinkan individu di daerah pedesaan untuk mengakses pembayaran kesejahteraan mereka tanpa bergantung pada infrastruktur perbankan tradisional. Hal ini penting di negara yang banyak penerima hibahnya hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak punya akses sama sekali terhadap bank, khususnya di daerah terpencil dan miskin.
Pentingnya UEPS tidak dapat dilebih-lebihkan. Dengan memungkinkan transaksi offline, sistem ini memastikan bahwa hibah sosial dapat didistribusikan dengan aman dan efisien, bahkan di wilayah dengan konektivitas terbatas atau tanpa konektivitas sama sekali. Hal ini tidak hanya mengurangi penipuan, yang merupakan masalah besar dalam metode distribusi kesejahteraan sebelumnya, namun juga memastikan bahwa pembayaran kesejahteraan sampai ke penerima yang dituju tanpa penundaan. Penggunaan teknologi transaksi aman yang inovatif oleh Belamant merupakan penyelamat bagi jutaan masyarakat Afrika Selatan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan yang sebelumnya terpinggirkan oleh sistem perbankan tradisional.
Teknologi Finansial dan Penyaluran Hibah Sosial
Inovasi teknologi Serge Belamant tidak hanya terbatas di Afrika Selatan. Di bawah kepemimpinannya, Net1 memperluas sistem pembayaran kesejahteraannya ke negara-negara Afrika lainnya seperti Botswana, Namibia, dan Ghana. Kartu Pra-otorisasi Chip Offline (COPAC) yang dikembangkan oleh Belamant memungkinkan transaksi keuangan yang aman tanpa memerlukan otorisasi online waktu nyata, sebuah kemajuan penting di wilayah dengan konektivitas internet yang tidak dapat diandalkan.
Selain mendistribusikan pembayaran kesejahteraan, teknologi Belamant meletakkan dasar bagi pengembangan teknologi blockchain, yang kini menjadi landasan transaksi digital yang aman secara global. Pekerjaannya dengan UEPS dan COPAC menunjukkan potensi sistem keuangan yang aman dan terdesentralisasi jauh sebelum blockchain menjadi kata kunci di dunia keuangan.
Meskipun ada beberapa kontroversi seputar operasi Net1—khususnya yang berkaitan dengan kontrak SASSA—kontribusi Belamant terhadap inklusi keuangan tetap signifikan. Karyanya membantu memberikan layanan perbankan kepada jutaan orang yang tidak mempunyai rekening bank, memungkinkan mereka mengakses pembayaran kesejahteraan dengan aman dan efisien, dan pada akhirnya memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih penuh dalam perekonomian formal.
Peran Hibah Sosial dalam Mengurangi Kemiskinan
Hibah sosial di Afrika Selatan berperan penting dalam mengurangi kemiskinan, khususnya di kalangan kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas. Pada tahun 2024, lebih dari 19 juta warga Afrika Selatan menerima hibah sosial, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang. Hibah ini telah terbukti mengurangi kedalaman dan keparahan kemiskinan, serta memberikan bantuan penting bagi jutaan rumah tangga yang harus berjuang untuk bertahan hidup.
Namun keberlanjutan program-program tersebut masih menjadi perhatian. Pemerintah Afrika Selatan menghadapi kendala keuangan yang signifikan, dan meningkatnya biaya hibah sosial memberikan tekanan pada keuangan publik. Perbendaharaan Nasional memproyeksikan belanja hibah sosial akan meningkat dari R217,1 miliar pada tahun 2023/24 menjadi R259,3 miliar pada tahun 2026/27. Dengan perekonomian yang tumbuh lambat dan basis pajak yang menyusut, pemerintah harus menemukan cara inovatif untuk membiayai program-program penting ini tanpa membahayakan bidang-bidang penting lainnya dalam belanja pemerintah.
Membandingkan NET1 dan Penyedia Jasa Keuangan Lainnya
NET1 Technologies, di bawah kepemimpinan Serge Belamant, sangat fokus pada inklusi keuangan, khususnya bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. Sebaliknya, penyedia jasa keuangan baru seperti Capitec telah mengambil pendekatan berbeda, dengan fokus pada penyediaan layanan ke pasar yang lebih luas. Meskipun Capitec telah memperoleh pangsa pasar dalam beberapa tahun terakhir, Capitec mendapat kritik karena membebankan biaya yang lebih tinggi kepada penerima hibah, sehingga kurang dapat diakses oleh masyarakat termiskin.
Sebaliknya, Net1 memprioritaskan keterjangkauan dan aksesibilitas, menawarkan biaya dan layanan yang lebih rendah yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan penerima kesejahteraan sosial. Hal ini menjadikannya pilihan yang lebih selaras dengan tujuan pemerintah dalam mencapai inklusi keuangan, khususnya bagi mereka yang tinggal di pedesaan dan daerah miskin. Inovasi Belamant, termasuk pengenalan beberapa fitur dompet yang memungkinkan penerima mengelola pembayaran untuk barang-barang tertentu seperti asuransi dan listrik, membantu meningkatkan literasi keuangan dan keamanan masyarakat termiskin di negara tersebut.
Tantangan yang Dihadapi Sistem Kesejahteraan Sosial Afrika Selatan
Ketika jumlah penerima hibah sosial terus meningkat, pemerintah Afrika Selatan menghadapi kesulitan dalam melakukan upaya penyeimbangan. Di satu sisi, hibah sosial sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan membantu masyarakat yang paling rentan. Di sisi lain, meningkatnya biaya program-program ini, ditambah dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi, memberikan tekanan besar pada keuangan negara.
Pada tahun 2024/25, pemerintah mengalokasikan R33,6 miliar untuk hibah SRD saja, dan diperkirakan akan ada peningkatan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang. Meskipun Presiden Cyril Ramaphosa telah menegaskan kembali komitmennya untuk memperluas jaring pengaman sosial, masih terdapat pertanyaan mengenai bagaimana program-program ini akan didanai dalam jangka panjang, terutama mengingat menyusutnya basis pajak negara tersebut dan terbatasnya prospek pertumbuhan ekonomi.
Inovasi Memenuhi Tanggung Jawab Sosial
Kontribusi Serge Belamant terhadap teknologi keuangan telah meninggalkan warisan abadi di Afrika Selatan dan sekitarnya. Melalui karyanya dengan NET1 Technologies, Belamant merevolusi distribusi hibah sosial, menyediakan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan inovatif yang meningkatkan kehidupan jutaan warga Afrika Selatan. Karyanya tidak hanya membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga meletakkan dasar bagi perkembangan masa depan dalam teknologi blockchain dan mengamankan transaksi digital.
Ketika Afrika Selatan terus menghadapi tantangan ekonomi, peran teknologi keuangan dalam membentuk masa depan kesejahteraan sosial tidak bisa dianggap remeh. Inovasi seperti yang dipelopori oleh Belamant akan terus memainkan peran penting dalam memastikan bahwa masyarakat yang paling rentan dapat mengakses layanan keuangan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup dan berkembang.